Redaksijambi.com (Merangin) – Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) XIII resmi ditutup Minggu (14/9/2025) di Jakarta. Gelaran akbar selama empat hari itu tidak hanya meninggalkan gegap gempita puisi, tetapi juga menghasilkan sejumlah keputusan dan rekomendasi penting untuk masa depan sastra Nusantara.
Rekomendasi tersebut dirumuskan tim perumus yang terdiri dari sastrawan senior Indonesia dan perwakilan negara-negara Asia Tenggara. Mereka adalah Ahmadun Yosi Herfanda (Indonesia), Samsudin Said (Singapura), Zefri Arieff (Brunei Darussalam), Nurhayati Abd. Rahman (Malaysia), Muniroh Bachoh (Thailand), Anwar Putra Bayu (Indonesia), Imam Maarif (Indonesia), Mustafa Ismail (Indonesia), dan Maman S. Mahayana (Indonesia).
Sidang pleno yang dipimpin tim perumus menetapkan Provinsi Aceh sebagai tuan rumah PPN XIV tahun 2026. Sementara itu, Brunei Darussalam diputuskan menjadi tuan rumah PPN XV tahun 2027, dan Makassar dipercaya menyelenggarakan PPN XVI tahun 2028.
“Palembang juga kami apresiasi karena kembali mengajukan diri, namun mengingat baru beberapa tahun lalu menjadi tuan rumah, maka akhirnya keputusan tuan rumah PPN XIV ditetapkan untuk Aceh,” ujar Imam Ma’arif saat membacakan hasil keputusan.
DK Merangin Siap Jalankan Rekomendasi dan Jadi Tuan Rumah
Tidak hanya menghasilkan keputusan terkait tuan rumah, PPN XIII juga melahirkan delapan rekomendasi substantif. Mulai dari perubahan nama “Pertemuan Penyair Nusantara” menjadi “Festival Puisi Nusantara”, penetapan agenda wajib seperti seminar dan penerbitan antologi, hingga dorongan agar karya puisi tetap orisinal tanpa bantuan kecerdasan buatan (AI).
Salah satu sikap yang menonjol adalah seruan moral terhadap kondisi kemanusiaan global. Para penyair secara tegas menolak segala bentuk kekerasan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), khususnya yang menimpa rakyat Gaza – Palestina. Mereka sepakat bahwa puisi harus menjadi suara nurani untuk perdamaian dan pembelaan terhadap kaum tertindas.
Dewan Kesenian Merangin (DKM) menyatakan siap melaksanakan hasil dan rekomendasi PPN XIII tersebut di daerah. Bahkan, DKM menegaskan kesiapannya untuk menjadi tuan rumah PPN/Festival Puisi Nusantara di masa mendatang.
“Kami akan mengawal rekomendasi ini dan siap melaksanakannya di Merangin. Jika ke depan ada kesempatan, Merangin juga siap menjadi tuan rumah Festival Puisi Nusantara,” ujar Asro Ketua DKM usai mengikuti acara penutupan.
Penutupan Penuh Keakraban
Malam penutupan PPN XIII berlangsung di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikdasmen, Sabtu (13/9/2025). Dengan tema “Puisi untuk Persaudaraan dan Perdamaian” dan tagline “Jakarta: Kota Sastra, Kota Global”, acara ditutup penuh keakraban.
Para penyair dan undangan tampak kompak mengenakan kaos putih sederhana, melambangkan persatuan dan kebersamaan. Acara ditandai dengan pembacaan puisi perdamaian, penyerahan simbolis kepada perwakilan Aceh, serta pidato penutup yang menyentuh dari panitia.
PPN XIII meninggalkan catatan bersejarah: perubahan nama menjadi Festival Puisi Nusantara, penetapan tuan rumah hingga 2028, dan lahirnya rekomendasi visioner yang menjawab tantangan zaman. Semua itu menegaskan bahwa para penyair Nusantara terus bergerak maju, menjadikan puisi sebagai jembatan persaudaraan dan perdamaian lintas generasi. (dEn)