Redaksijambi.com (Merangin) — Ada momen-momen ketika sebuah lembaga tidak hanya berdiri sebagai institusi, tetapi sebagai wujud kemanusiaan yang paling sederhana: tangan yang terulur, hati yang tergerak, dan doa yang terangkat ke langit. Kamis pagi (03/12/2025), halaman Polres Merangin menjadi saksi bahwa solidaritas masih hidup—bahkan ketika jarak memisahkan antara Merangin dan tanah Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh yang sedang bersedih.
Di bawah komando Kapolres Merangin, AKBP Kiki Firmansyah Efendi, S.I.K., M.H, para personel berkumpul bukan untuk apel rutin, bukan pula untuk operasi kepolisian. Mereka berkumpul untuk sesuatu yang lebih sunyi namun lebih dalam: kepedulian.
Dalam kesempatan itu, penggalangan dana dilakukan dengan kesadaran penuh bahwa setiap rupiah yang jatuh ke dalam kotak kecil di tengah lapangan bukan sekadar nominal, tetapi ungkapan “kami bersama kalian” untuk masyarakat Aceh, Sumut, dan Sumbar—wilayah yang sedang diguncang bencana dan kehilangan.

Kapolres berbicara dengan nada yang tidak berjarak. “Saudara kita di Sumbar, Sumut dan Aceh sedang menghadapi situasi sangat berat. Hari ini, mari kita sisihkan apa pun yang mampu kita berikan. Tak perlu besar—cukup tulus,” ucapnya. Ada keteduhan dalam kata-katanya; semacam pengingat bahwa empati tidak pernah membutuhkan pangkat atau seragam.
Dan setelah tangan-tangan memberi, bibir-bibir pun berdoa. Personel beragama Islam memadati Masjid At-Taubah, melaksanakan Sholat Ghaib dengan kesadaran bahwa mungkin doa mereka adalah satu-satunya pelukan yang bisa dikirim untuk mereka yang kehilangan. Sementara itu, personel Nasrani berkumpul di Aula Wira Satya, menyampaikan harapan dan penguatan dalam ibadah yang damai. Dua jalan ibadah, satu arah kepedulian.
Kasubsi Penmas Polres Merangin, AIPTU Ruly S.Sy., M.H, dengan suara yang bergetar lembut, menyatakan rasa belasungkawa institusi ini.
“Pagi ini, kami mendoakan mereka. Semoga yang pergi diampuni, yang ditinggalkan diberi kekuatan,” katanya, sederhana namun mengena.
Aksi ini tidak berhenti di tingkat Polres. Polsek-polsek di jajaran Merangin turut bergerak—sebuah gelombang empati yang meluas, menunjukkan bahwa ketika bencana melanda satu bagian dari republik ini, bagian lainnya tidak berpangku tangan. Bantuan akan dihimpun dan disalurkan melalui Polda Jambi, memastikan bahwa uluran tangan ini sampai pada mereka yang sedang berduka.
Di tengah dunia yang sering terasa terburu-buru dan acuh, pagi itu Polres Merangin mengingatkan kita bahwa kemanusiaan tetap punya ruang. Bahwa di balik seragam yang tegas, ada hati yang ikut bergetar saat melihat saudara jauh tertimpa bencana. Dan bahwa kepedulian—tak peduli seberapa kecil bentuknya—masih menjadi bahasa universal yang membuat bangsa ini tetap utuh.
(dEn/Humas Polres Merangin)
