Redaksijambi.com (Merangin) — Sosok sederhana dari desa ternyata bisa menoreh prestasi nasional. Itulah yang dibuktikan oleh Ade Sadria, S.Pd., M.Pd., Kepala Desa Koto Baru, Kecamatan Tabir Lintas, yang baru saja menyandang gelar kehormatan Non Litigation Peacemaker (NL.P) dari Kementerian Hukum dan HAM RI.
Gelar bergengsi ini bukan sekadar piagam — tapi pengakuan bagi sosok yang mampu menjadi penengah konflik dan penjaga harmoni di tingkat akar rumput.
Ade dinyatakan lulus dalam ajang Peacemaker Justice Award (PJA) 2025, dan menerima sertifikat, PIN, serta gelar NL.P yang diserahkan langsung di ruang kerja PJ Sekda Merangin, Zulhifni, Selasa (4/10) pagi.
Acara itu turut disaksikan oleh Kadis PMD Dedi Chandra, Kabag Hukum Setda Alex, Ketua Forum Camat Anggi Yuwana, Staff Ahli I Firdaus, serta perwakilan Kanwil Kemenkumham Jambi.
Namun yang lebih penting dari itu, penghargaan ini menegaskan bahwa desa bisa jadi garda depan penyelesaian masalah hukum tanpa harus ke meja pengadilan.
PJ Sekda Merangin, Zulhifni, menyebut prestasi ini harus jadi inspirasi bagi kepala desa lain.
“Langkah Pak Ade ini membuktikan bahwa hukum bisa hadir dengan cara yang lebih humanis. Semoga makin banyak kades yang meniru pendekatan damai seperti ini,” ujarnya.

Dari pihak Kemenkumham, Kepala Kanwil Jambi Johnson Siagian menjelaskan bahwa Peacemaker Justice Award adalah bentuk apresiasi bagi kades atau lurah yang aktif menengahi sengketa hukum di wilayahnya.
“Mereka yang berhasil di tingkat daerah hingga nasional akan menyandang gelar NL.P, simbol dari dedikasi mereka sebagai juru damai masyarakat,” terang Johnson.
Lebih jauh, Johnson menambahkan bahwa program Pos Bantuan Hukum (Pos Bankum) di desa-desa menjadi ujung tombak keadilan sosial, agar warga tak perlu jauh-jauh mencari akses hukum.
“Kita ingin masyarakat desa merasa hukum itu dekat, adil, dan tidak menakutkan,” katanya.
Tahun ini, Provinsi Jambi mencatat 16 penerima gelar NL.P, dua di antaranya dari Kabupaten Merangin: Ade Sadria (Koto Baru) dan Sukadi (Rejosari).
Langkah kecil mereka di desa, kini bergema hingga tingkat nasional — membuktikan bahwa damai bisa dimulai dari balai desa. (dEn)

