Seniman Merangin Masih Terabaikan, Berbeda dengan Batanghari yang Beri Dukungan Lewat Dewan Kesenian

Redaksijambi.com (Jakarta) – Tiga penyair asal Jambi, yakni Asro Almurthawy dan Yanto Bule dari Merangin serta Muhammad Syuaib dari Batanghari, hadir dalam Pertemuan Penyair Nusantara XIII 2025 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Kehadiran mereka menjadi bukti bahwa kiprah seniman Jambi tetap mendapat tempat di kancah nasional.

Meski karya-karya mereka telah dikenal luas, bahkan kerap dijadikan bahan ajar dan lomba di sekolah-sekolah, para penyair Merangin mengaku masih harus berjuang dengan biaya sendiri tanpa dukungan pemerintah daerah.

“Undangan ini bentuk pengakuan atas keberadaan penyair Jambi. Tapi sayangnya, untuk berangkat kami harus biaya mandiri. Nama Merangin dibawa ke tingkat nasional, namun pemerintah daerah tidak pernah memberi perhatian,” ujar Asro, Rabu (11/9).

Asro menegaskan, pemerintah seharusnya melihat peran seniman sebagai bagian dari pembangunan daerah. “Karya dan eksistensi para pelaku seni nyata adanya. Hanya saja, keberadaannya seolah tidak dianggap,” tegasnya.

Nada serupa disampaikan Yanto Bule. Menurutnya, sejak lama seniman Merangin nyaris tak pernah mendapat dukungan. “Sejak 1999 sampai sekarang, tidak pernah ada perhatian dari pemerintah. Tapi kami tetap jalan, ini panggilan untuk membawa nama baik Merangin,” ucapnya.

Kondisi berbeda dialami penyair Batanghari, Muhammad Syuaib. Melalui Dewan Kesenian Batanghari (DKB), penyair yang juga memiliki banyak karya dan antologi puisi OAESTRA mendapat dukungan meski tidak besar. Setidaknya, ada perhatian dari pemerintah daerah terhadap karya dan aktivitas senimannya.

“Lewat DKB saya dipercaya mewakili Batanghari. Harapannya, ke depan semua pemerintah daerah bisa memberikan ruang dan dukungan nyata bagi seniman. Mereka juga bagian penting dari wajah daerah,” kata Syuaib. (dEn)

Pilihan Redaksi

Berita Terbaru