Polsek Tabir Ulu Sulap Lobang Eks PETI Jadi Kolam Ikan, Lahan Rusak Menjadi Sumber Ekonomi Baru Masyarakat

Redaksijambi.com,Merangin – Upaya Polsek Tabir Ulu dalam menanggulangi Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) membuahkan hasil positif. Melalui pendekatan preemtif dan preventif, jajaran kepolisian berhasil mengubah pola pikir masyarakat di wilayah hukumnya, khususnya di desa-desa yang rawan PETI.

Terobosan paling nyata adalah keberhasilan mengajak warga untuk mengalihfungsikan bekas lubang galian tambang menjadi kolam budidaya ikan air tawar, yang kini menjadi sumber ekonomi alternatif yang menjanjikan.

Sinergi dan Kolaborasi untuk Masa Depan Ekonomi Kreatif

Keberhasilan ini tidak lepas dari sinergi kuat antara Polsek Tabir Ulu, pemerintah Kecamatan Tabir Ulu, dan pemerintah desa setempat. Kapolsek Tabir Ulu, IPTU Supranata, menjelaskan bahwa pendekatan persuasif menjadi kunci utama.

“Kami tidak hanya melakukan penindakan, tapi juga memberikan solusi,” ujarnya.

“Bersama-sama dengan camat dan kepala desa, kami meyakinkan warga bahwa ada cara lain untuk mendapatkan penghasilan yang lebih aman, legal, dan ramah lingkungan.”

Program ini diawali dengan penyuluhan masif tentang bahaya PETI, baik dari sisi hukum maupun dampak lingkungan dan kesehatan. Setelah kesadaran tumbuh, Polsek Tabir Ulu memfasilitasi warga untuk membuat kelompok budidaya ikan.

Pemerintah kecamatan dan desa mendukung penuh dengan menyediakan bantuan bibit ikan dan pendampingan teknis. Kolaborasi lintas sektor ini menjadi model yang efektif dalam penanggulangan PETI.

Wajah Baru dan Semangat Baru Masyarakat. Kini bekas lubang tambang yang dulunya kotor dan berbahaya telah berubah menjadi kolam-kolam ikan yang produktif. Warga terlihat antusias merawat kolam-kolam mereka, yang sebagian besar diisi dengan ikan nila dan lele.

“Kami dulu berpikir PETI adalah satu-satunya jalan untuk dapat uang cepat. Tapi setelah melihat dampaknya, kami sadar itu salah,” ungkap Pak Iskandar salah satu warga yang kini aktif mengelola kolam ikan.

“Sekarang, kami bisa panen ikan secara rutin. Penghasilannya stabil, tidak berisiko, dan yang terpenting, kami tidak lagi merusak alam.” Kesan serupa juga disampaikan oleh Ibu Nani.

“Dulu, suami saya sering pergi ke lubang tambang, kami selalu khawatir. Sekarang, ia bisa bekerja di dekat rumah dan bersama keluarga. Kami merasa lebih tenang dan bahagia,” katanya sambil tersenyum.

“Terima kasih kepada Pak Kapolsek dan perangkat desa yang sudah membimbing kami.”tambahnya.

Keberhasilan Polsek Tabir Ulu ini membuktikan bahwa penanggulangan PETI tidak harus selalu dengan pendekatan represif. Melalui kolaborasi, edukasi, dan pemberdayaan ekonomi, polisi dapat menjadi agen perubahan yang membawa kemaslahatan bagi masyarakat dan lingkungan.***

Pilihan Redaksi

Berita Terbaru