Artikel Rumah Jambi di Terengganu Malaysia
Redaksijambi.com (Merangin) – Rumah Jambi, yang terletak di Kampung Laut, Pasir Gajah, Kemaman, Terengganu, Malaysia, tidak hanya berfungsi sebagai objek wisata, tetapi juga sebagai simbol penting bagi warisan sejarah yang menghubungkan masyarakat Jambi di Indonesia dan Malaysia.
Didirikan pada tahun 1938, Rumah Jambi menjadi saksi bisu perjuangan sekelompok pengungsi Jambi yang melarikan diri ke Tanah Melayu akibat serangan tentara Belanda pada Perang Dunia I. Sebagai bagian dari sejarah yang panjang, rumah ini memuat cerita tentang perlawanan, pengorbanan, dan semangat persatuan antar dua bangsa.
Sejarah dan Asal Usul Rumah Jambi
Rumah Jambi dibangun oleh Tengku Haji Mahmud bin Tengku Abu Bakar, seorang tokoh asal Jambi, bersama dengan 13 pengungsi lainnya yang terdiri dari berbagai kalangan, termasuk anak-anak raja Jambi. Mereka melarikan diri ke Tanah Melayu setelah daerah mereka diserang oleh Belanda pada tahun 1914.
Pelayaran panjang yang memakan waktu tiga bulan, melewati jalur darat dan laut, dipimpin oleh Perdana Menteri Temenggong Tengku Abdul Karim Tengku Abu Bakar dan saudaranya, Engku Mahmud Tengku Abu Bakar. Dalam pencarian perlindungan di Tanah Melayu, mereka akhirnya menemukan tempat tinggal yang aman di kawasan Terengganu.
Keunikan Rumah Jambi terletak pada desain arsitekturnya yang menggabungkan unsur-unsur tradisional Jambi, Melayu, Islam, dan Inggris. Struktur atap yang berbentuk limas bungkus, yang merupakan bentuk atap tradisional Jambi, menjadi ciri khas utama rumah ini. Atap tersebut terbuat dari genting yang diimpor langsung dari Malabar, India, melalui proses pengangkutan selama dua tahun menggunakan tongkang. Hal ini menunjukkan betapa besar usaha yang dilakukan untuk memperoleh bahan-bahan berkualitas demi membangun rumah ini.
Bahan-bahan bangunan lainnya seperti kayu yang digunakan untuk struktur rumah diambil dari hutan lokal, diproses menggunakan alat tradisional seperti ketam tangan untuk meratakan kayu. Proses pembangunan rumah ini melibatkan gotong royong masyarakat setempat dan memerlukan tenaga kerja yang cukup besar. Rumah ini tidak hanya mencerminkan estetika arsitektur tetapi juga kekuatan semangat kebersamaan dalam masyarakat Jambi dan Malaysia.
Fungsi dan Makna Sosial Rumah Jambi
Rumah Jambi lebih dari sekadar tempat tinggal, ia adalah simbol persatuan dan semangat gotong-royong yang mengakar dalam budaya masyarakat Melayu dan Jambi. Bagian dalam rumah ini terdiri dari beberapa ruang dengan fungsi masing-masing, seperti Sorong Tamu, Beranda Kiri, Beranda Kanan, Rumah Ibu, Rumah Bandung, dan Sarong Tamu. Semua ruang ini dipertimbangkan dengan seksama untuk mencerminkan nilai-nilai kekeluargaan dan sosial dalam masyarakat.
Sebagai sebuah rumah yang dibangun melalui kerja keras dan pengorbanan, Rumah Jambi juga mencerminkan semangat perjuangan para pendirinya dalam menghadapi masa-masa sulit. Pembangunan rumah ini tidak hanya melibatkan aspek material, tetapi juga memperkuat ikatan antar individu dan kelompok yang terlibat dalam proses tersebut. Rumah Jambi menjadi tempat yang tidak hanya mengenang masa lalu tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, pengorbanan, dan persaudaraan.
Pelestarian Warisan Rumah Jambi
Kini, Rumah Jambi diwarisi oleh Tengku A Jabar Tengku Haji Mahmud, anak bungsu dari Tengku Mahmud. Sebagai penjaga warisan ini, Tengku A Jabar berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan rumah tersebut, dengan sering mengundang pengunjung, terutama pelajar dan mahasiswa, untuk belajar lebih dalam tentang sejarah dan arsitektur rumah ini. Rumah Jambi juga menjadi tempat populer untuk sesi pemotretan, terutama bagi pasangan pengantin baru yang ingin mengabadikan kenangan indah mereka di sebuah tempat yang sarat dengan sejarah dan makna.
Dalam acara yang dihadiri oleh lebih dari 2000 keturunan Jambi di Semenanjung Malaysia, mantan Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin turut memberikan harapan agar Pemerintah Jambi meluangkan waktu untuk mengunjungi Rumah Jambi. Harapan ini diungkapkan dengan tujuan agar hubungan sejarah yang mengikat kedua komunitas tetap terjaga dan semakin mempererat silaturahmi antara masyarakat Jambi di Indonesia dan Malaysia. Sebagai satu-satunya anak dari pendiri Rumah Jambi yang masih hidup, Tengku A Jabar bertekad untuk terus menjaga warisan ini agar dapat diwariskan kepada generasi berikutnya.
Aksesibilitas Rumah Jambi
Rumah Jambi terletak di lokasi yang strategis dan mudah diakses, hanya sekitar 169 km dari Kuala Terengganu dan 20 km dari Bandar Cukai Kemaman. Rumah ini juga berdekatan dengan Masjid Engku Haji Mahmud, yang turut menjadi objek wisata dan peninggalan sejarah penting di daerah tersebut. Aksesibilitas yang mudah membuat Rumah Jambi menjadi tujuan wisata yang menarik, terutama bagi mereka yang ingin mempelajari lebih dalam tentang sejarah, budaya, dan warisan masyarakat Jambi dan Malaysia.
Alhasil, Rumah Jambi lebih dari sekadar bangunan fisik; ia adalah simbol perjuangan, kebersamaan, dan persaudaraan antara masyarakat Jambi di Indonesia dan Malaysia. Sebagai warisan sejarah yang berharga, Rumah Jambi mengajarkan kita tentang pentingnya melestarikan budaya, mengenang perjuangan masa lalu, dan mempererat hubungan antar dua bangsa. Pelestarian Rumah Jambi bukan hanya untuk menghormati sejarah, tetapi juga untuk memastikan bahwa nilai-nilai persatuan dan gotong royong tetap hidup dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan usaha dan perhatian yang terus berlanjut, Rumah Jambi akan tetap menjadi simbol yang kuat bagi hubungan erat antara Jambi dan Malaysia. (Tim)
Penulis: Muhamad Wahyu Ilhami (Pelajar PhD di Universitas Malaya, Malaysia)