Redaksijambi.com/Kalbar,- Dengan berakhirnya masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), harapan kini tertuju pada Presiden terpilih, Jenderal Purnawirawan Prabowo Subianto, untuk memperbarui langkah hukum di Indonesia.
Pemberantasan mafia logistik, terutama yang melibatkan oknum aparat penegak hukum, masih menjadi tantangan besar. Kalimantan Barat (Kalbar) khususnya, kerap menjadi jalur sindikat penjualan BBM jenis solar, beras, dan gula bersubsidi yang seharusnya diperuntukkan bagi rakyat.
Wakil Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro, menyebut bahwa Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan menjadi wilayah strategis bagi para pelaku penyelundupan. Ia menilai, sindikat ini telah beroperasi selama tiga tahun terakhir dan sangat merugikan negara serta masyarakat.
Rusman Haspian: Aparat Harus Bertindak Tegas
Ketua LBHI-PERS Kalbar, Rusman Haspian SE, SH, menegaskan pentingnya tindakan tegas terhadap kejahatan ini. Ia berharap Komite Reformasi Tata Kelola Migas, yang dipimpin Faisal Basri, dapat memberikan rekomendasi konkret untuk memberantas mafia logistik.
“Di era transparansi yang dijanjikan Jokowi, aparat yang terlibat harus dihukum berat. Dengan kepemimpinan Prabowo, harapannya tindakan tegas terhadap para oknum yang membekingi kejahatan seperti ini bisa lebih maksimal,” ujar Rusman melalui pesan WhatsApp, Rabu (23/10/2024).
Rusman juga mendorong masyarakat untuk melaporkan setiap indikasi penyelewengan kepada aparat penegak hukum, khususnya unit Kriminal Khusus (Krimsus) di masing-masing Polda. “Jangan ragu untuk melapor. Insya Allah, setiap aduan akan ditangani serius,” imbuhnya.
Ancaman bagi Penyelundup dan Oknum Nakal.Menurut Rusman, praktik pembekingan seperti ini sangat merusak kesejahteraan masyarakat. “Aparat sebenarnya sudah tahu cara mengungkap kasus ini. Tidak ada alasan untuk ragu. Jika ada penyimpangan hak masyarakat, harus segera ditindak,” tegasnya.
Ia juga menjamin bahwa setiap pelapor akan mendapatkan perlindungan hukum. “Jika ada yang terlibat dalam penyelundupan BBM, beras, atau gula—terutama yang masuk dari Malaysia—sikat saja. Pemerintah baru telah berjanji untuk memberantas habis kasus seperti ini, terutama di Kalbar dan Kalsel,” kata Rusman.
Menutup pernyataannya, Rusman menyebut bahwa pihaknya tengah menyiapkan langkah untuk mengungkap kasus-kasus baru. “Insya Allah, ada kasus yang lebih besar akan segera kami bongkar. Tunggu saja ” Pingkasnya (Rs)