RedaksiJambi. com. Jambi – Pengabdian sebagai pengamat terkadang menimbulkan pro dan kontra, maksud hati baik memberikan analisa atau sudut pandang baru akan masalah, justru terkadang dinilai negatif. Dihujat dan di bully pihak yang berkepentingan.
Pengakuan ini disampaikan pengamat viral Jambi Dr. Dedek Kusnadi, S.Sos, M.Si, MM yang mengaku sering mendapat celaan, cemoohan dari netizen. Selama ini Dosen UIN STS Jambi ini dikenal sebagai pengamat politik dan kebijakan publik. Dalam kontestasi Pilwako 2024 ini Dedek seringkali memberikan opini atau analisa terhadap bakal calon walikota.
Namun sayang, menurutnya niatan dirinya untuk memberikan edukasi politik ini sering disalah artikan oleh pendukung salah seorang calon Walikota. ” Masa iya saya memberikan analisa dan telaah atas fenomena pilwako, saya malah dibully oleh pendukung calon walikota, ” ungkap pengamat Viral ini saat ngobrol di Poppin Cafe Sei Kambang Jambi (21/7) kemarin.
Namun Dedek menyadari profesi pengamat yang dilakukannya rentan akan hal tersebut. Bahkan ia mengatakan, dirinya memaklumi kenapa para pendukung cawako tersebut membullinya. Menurutnya selain masalah SDM pendukung yang rendah juga bagian dari pembunuhan karakter terhadap dirinya.
” Masa iya saya dituduh dapat upahan 200 juta gara – gara menulis berita tentang Mr M salah seorang calon walikota. Saya dituduh tidak netral, dituduh abal – abal, mau dilaporkan ke ASN, ke Rektor. Padahal saya hanya memberi edukasi dan pencerahan pada masyarakat Kota, jangan sampai salah pilih walikota, soal mereka jadi tim ses, saya sudah duluan bantu Mr. M, jadi sudah tahu belangnya, maka saya putuskan untuk selamatkan Kota Jambi, ” ungkap sang pengamat dengan nada datar.
Ketika ditanya edukasi apa yang berikan melalui kritikannya di Pilwako Jambi ini, Dedek mengatakan hanya mengingatkan masyarakat akan bahaya oligarki yang ingin berkuasa di Kota Jambi, saya ingatkan wawako itu harus figur yang mumpuni, jangan anak – anak, saya ingatkan akan ada eksodus pemilih pada calon dan lain sebagainya.
Dedek pun mengatakan dirinya sadar akan konsekuensi itu semua. Sadar juga Indeks Pembangunan Manusia (IPM) masih rendah. ” Saya sih santai, saya duga buzzer Mr M kurang gizi, jadi sulit menelaah informasi, ” tandasnya.***