Sikap Santun dan Bersahaja Bang Syukur Bikin Tokoh Jawa Terpesona

Redaksijambi. Com. Merangin,- Pertemuan pasangan Bakal Calon (Balon) Bupati Merangin M. Syukur – Khafidh Moein dengan ratusan tokoh Jawa di Hotel Cantika meninggalkan kesan yang mendalam bagi para sepuh dan tokoh Jawa.

Pasalnya, Bang Syukur yang mengenakan kemeja batik berwarna coklat tampak begitu santun saat berbicara dengan para sepuh Jawa dari berbagai wilayah eks transmigrasi, Rabu (17/07/2024).Salah seorang Tokoh Jawa dari Desa Tambang Emas, Mat Agung mengutarakan, Ia sempat berbincang dengan Bang Syukur dan sikapnya menunjukkan kesantunan yang luar biasa.

“Waktu acara, semua tokoh Jawa itu kan berbicara dengan bahasa Jawa yang halus atau kromo Inggil. Saya tanya, Bang Syukur bisa bahasa Jawa? Beliau menjawab, saya mengerti tapi Saya takut salah kalau berbicara memakai bahasa Jawa. Sebab, bahasa Jawa yang Bang Syukur bisa itu bahasa sehari-hari. Kromo Inggil paham? Sedikit-sedikit ya paham, tapi tidak bisa ngomongnya,” ujar Mat Agung sembari tertawa.

Tak hanya mengaku kelemahannya dalam berbahasa Jawa, sikap Bang Syukur yang tak pernah menyela pembicaraan membuat Mat Agung terenyuh. Gesturnya yang selalu menunduk dan mendengarkan dengan seksama apa yang diutarakan oleh lawan bicara menunjukkan ada kesopan santunan yang luar biasa.

“Biasanya kalau orang kota kan gak begitu ya. Ini beda. Bang Syukur tidak pernah memotong pembicaraan. Sambil menunduk, dia dengarkan lawan bicaranya sampai selesai, baru beliau menjawab. Ini yang namanya adab sopan santun dalam berbicara,” tambahnya.

Hal senada juga diutarakan oleh Sri Jumianto, tokoh masyarakat Jawa dari Desa Sidolego Kecamatan Margo Tabir. Kata Jumianto, Ia pernah berkesempatan berbincang dengan Bang Syukur kala melakukan sosialisasi di daerahnya.

“Ternyata, Bang Syukur itu orangnya enak diajak bicara. Walaupun beliau itu pejabat tinggi, beliau tidak memilih siapa lawan bicaranya. Dengan orang desa seperti Saya saja beliau mau berdiskusi dan jawabannya benar-benar nyambung,” ujar Sri Jumianto.

“Mungkin karena pengalaman dan wawasannya ditambah latar belakangnya yang juga berasal dari desa sehingga beliau paham betul apa yang dibutuhkan oleh masyarakat,” pungkasnya. (Debby)

Pilihan Redaksi

Berita Terbaru